Mei 08, 2008

Gagal memberikan ASI ekslusif

Sebelumnya aku ingin mengutarakan rasa kagumku kepada para ibu yang telah berhasil memberikan ASI Eksklusif maupun full hingga usia 2 tahun kepada sang buah hati tercinta. Ternyata memberikan ASI sama sekali tidak mudah, butuh perjuangan yang kuat, perasaan tulus ikhlas untuk mewujudkannya.

Ketika pertama kali mengetahui kalo diriku hamil, senengnya luar biasa, aku langsung cari info sana-sini tentang kehamilan dari majalah sampe browsing internet, hingga suatu hari aku punya kenalan disalah satu situs pertemanan, orangnya friendly banget, namanya Irma, kami lalu saling share tentang ASI dan Irma juga ngirimin bukunya Dr. Utami Roesli lho tentang Panduan Ibu Menyusui dan pengetahuan tentang Inisiasi Menyusu Dini. Dan sejak itu pula aku bercita-cita untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayiku karena aku tahu bagaimanapun juga ASI adalah yang terbaik dari susu manapun.

Semua sudah saya persiapkan dengan baik terutama mental. Tapi apa daya semua hanya impian. Memang semua yang kita inginkan belum tentu bisa didapati. Tiba waktunya anakku lahir melalui operasi, kami langsung dipisahkan hampir kurang lebih 12 jam, aku hanya bisa mencium anakku sesaat saja setelah dia dibersihkan, dokter maupun bidannya tidak menyodorkan bayiku untuk inisiasi menyusu ke putingku (ini seperti yang aku lihat dibukunya Dr. Utami), sedih rasanya, karena kala itu aku menduga mungkin karena aku masih dalam kondisi dibius jadi takut berpengaruh pada air susunya. Padahal Tidak! Kenapa aku bilang tidak? Karena aku melihat foto2nya istri bosku, yang sama melahirkan secara cesar. Babynya bisa langsung inisiasi menyusu. Ya Allah, bertambahlah rasa dosa pada bayiku. Atau mungkin tenaga medisnya saja kali yah yang minim pengetahuan tentang baiknya ASI.

Lalu keesokan harinya hendak pulang, malamnya Bidan Melvi menghampiriku, lalu meyodorkan bayiku untuk disusui, tapi ternyata bayiku menolak disusui, Bidan Melvi langsung membesarkan hati bahwa harus sabar tapi apa daya semakin didekatkan keputingku bayiku malah menangis dan meronta. Aku nyerah! Aku engga tega denger tangisannya akhirnya suster kasih dia susu botol!

Sampai dirumah aku langsung mengalami stress yang berkepanjangan. Aku sering nangis sendiri kadang aku juga engga tahu apa yang aku tangisin Mungkin itu juga yang dinamakan Baby Blues kali ya? Aku mulai mengalami kesulitan lagi sewaktu menyusui, karena putingku yang kecil sekali (walaupun teorinya, bahwa tak ada puting pun bisa menyusui). Aku juga sangat kesulitan untuk memosisikan bayiku. Padahal aku sudah berusaha agar badannya menempel padaku Tapi tetap saja selalu terlepas dari mulutnya. Anakku selalu berontak menangis (lagi).

Tapi aku engga mau kehilangan akal. Aku coba menyiasatinya dengan menempelkan dot susunya ke putingku (karena putingku kecil), alhamdulillah trik tersebut berhasil walaupun tidak dapat berlangsung lama, lagi2 bayiku menangis karena asi yang dihisap mungkin kurang banyak dan aku terpaksa menambahkannya dengan susu formula. Sampai ketika merasakan ASIku penuh, aku mencoba memompanya dan hasilnya cuma 60cc saja! Sedih rasanya, aku dah coba mengkonsumsi makanan maupun suplemen untuk memperlancar ASI tapi hasilnya makin kesini makin sedikit.

Aku pun semakin tertekan, sehingga membuat ASIku semakin tidak lancar. Suamiku sudah mencoba membantu dengan berbagai cara. Dia membesarkan hatiku bahwasanya sudah kodratnya ibu yang melahirkan sudah pasti bisa menyusui . Hingga akhirnya aku menyerah. Aku kasihan terhadap anakku, karena makin hari sikapku padanya semakin agresif. Aku menjadi sangat pemarah dan bahkan mulai membencinya. Aku sendiri bingung. Aku sangat mencintai anakku, tapi kenapa aku begitu jahat padanya. Akhirnya aku memutuskan untuk menambah dengan susu formula. Setelah itu aku menjadi lebih tenang dan demikian juga anakku.Paling tidak aku bisa sedikit lega bahwa anakku pernah meminum air susuku walaupun hanya sebentar dan tidak menghisap langsung dari putingku.

Oh ya, karena stress dan perasaan tertekan pula yang mempengaruhi luka jahitan pasca operasiku, yaitu lama mengering. Beruntung aku langsung konsultasi ke DSOGnya dan diberi obat salep.

Sekarang anakku sudah berumur 8 bulan, hingga kini aku masih merasa sedih (aku masih sering menangis malam hari bila memandang bayiku) atas kegagalanku memberikan ASI Eksklusif apalagi sekarang ini dia lagi sakit batuk pilek.

Aku merasa aku bukanlah ibu yang baik karena telah gagal. Bahkan aku merasa iri dan minder bila bertemu dengan teman2 atau dengan ibu-ibu yang lain, yang berhasil memberikan ASI. Kadang pula aku berbohong bila ada yang menanyakan bayiku dapat ASI ekslusif tidak, aka jawab dapat! Padahal aku tahu itu tidak baik.

Beruntung aku bergabung di milis sehatnya dan membuka profilenya dr. Wati, walaupun aku belum pernah bertemu langsung dengan Beliau tapi dengan membaca tulisan-tulisan diblognya, aku merasa sudah dekat (maaf ya Bunda..). Aku juga berterima kasih buat Smart Parents dimilis sehat (thanks to Mba Ade Novita) yang udah kasih support ke aku, aku nulis ini juga setelah baca milisnya Mba Nathalie (yang ternyata juga tidak bisa memberikan ASI ekslusif). Karena untuk mengakui hal ini butuh keberanian dan mental yang kuat.

Kini aku hanya berharap, agar bisa diberikan kesempatan lagi. Dan semogasaja bisa berhasil, karena aku sudah tahu bahwa menyusui tidak semudah kelihatannya dan perlu proses belajar juga.


9 komentar:

  1. Dear Mom,

    Waduh kisahnya sama persis seperti aku, cuman bedanya aku masih bisa kasih ASInya 2 bulan aja (pas cuti kerja), itupun ASI yang kuberikan juga tidak banyak karena emang produksi asiku sedikit sekali meskipun sudah makan banyak sayuran, kacang-2an, suplement, susu utk ibu menyusui. Selain itu puting tenggelam yang sangat menyulitkan Danisku untuk menyusu jadinya acara menyusu jadi 'heboh' dengan tangisannya. Akhirnya terpaksa deh aku berikan Susu Formula. Alhamdulillah sampe skr Danis sehat-2 aja. Emang sih ada perasaan berdosa, tapi insya Allah Our baby kelak akan mengerti karena sebagai orang tua pasti akan memberikan yang terbaik buat anaknya.

    BalasHapus
  2. Gagal ASI eksklusif bukan berarti gagal jadi ibu kan ? Saya yakin, justru dengan pengalaman ini, mbak jadi tambah semangat memberikan yang terbaik buat anak mbak.

    BalasHapus
  3. sama seperti sya mbak,,hanya saktu it saya mencoba poditif thinking saja sambil trus memaksa anak saya untuk menghisap puting saya, walau sya harus hampir seharian menyusui,,untuk makan dan mandi pun smua serba terburu2 krn bayi sudah nangis,,tp alhamdulillah akhrny lancar hingga skrg...insya Allah klo ad kesempatan dicoba lg dng tetap tenang krn produksi ASI jg rn pikiran qt kata sumber yg saya baca...

    BalasHapus
  4. Tulisan mbak buat saya terharu, krn saya jg mengalami apa yg mbk alami,saya terus memaksakan diri utk relaktasi tp ttp tdk berhasil, perasaan bersalah itu terus menghantui sy diusianya yg kini sdh mnginjak 15bl.saya masih sering menangis meenyesali kegagalan sy, pdhl sy sngt berniat kasi asi eksklusif tp apa daya pengetahuan sy saat itu msh sangat minim. Shg saran2yg masuk dr org2 sy trima mntah2. Jujur. Penyesalan ini sangat menyakitkan.smg kedepanx tdk ada lg ibu2 yg gagal asix

    BalasHapus
  5. kisah mbak sama persis dengan kisah saya, bahkan saya dipisahkan selama 48 jam dengan bayi saya. tidak ada pelajaran menyusui dari bidan di rumah sakit, mereka yang harusnya membantu mengajari saya menyusui malah dia menarik (maaf...puting saya) sambil berkomentar sinis tentang puting saya yang kecil.belum lagi sindiran tetangga,teman bahkan keluarga yang berkunjung tentang bayi saya yang sudah kenal sufor sejak dini.belum lagi tiap merah asi saya hanya dapet 30cc,tapi saya tidak mau menyerah mbak.Alhamdulillah hingga 5 bulan ASI saya masih keluar walaupun sedikit.selalu timbul perasaan bersalah kepada anak saya tapi perasaan bersalah itu saya hilangkan dengan selalu membesarkan hati saya sendiri bahwasannya menjadi orangtua itu tidak sebatas memberi ASI saja tapi kita juga harus bisa mendidik anak-anak kita menjadi pribadi yang baik.

    BalasHapus
  6. saya juga kadang menangis sendiri merasa gagal tidak bisa berikan ASIX. aq pikir menyusui itu mudah, tinggal sodorkan puting dan si kecil mengenyotnya sampe kenyang. tp ternyata penuh perjuangan..dimulai dari asi baru keluar pada hari ke-3 hingga, lalu puting luka dan berdarah,, sampai saat ini saya masih menyusui walau tidak eksklusif, malah lebih banyak sufornya daripada asinya  Semoga masih bisa lanjut setidaknya sampai 1 tahun, walau mungkin hanya sedikit tp setidaknya anakku masih bisa mencicipi asi.

    BalasHapus
  7. T'nyata sy tidak sendiri. Setelah 4bulan merasa terpojok krn cibiran keluarga & rasa b'salah yg entah sampai kpn akan menghantui pikiran sy mengenai kegagalan m'berikan asi eksklusif pd anak pertama sy yg sudah lama sy tunggu kehadiran'x..
    Terimakasih ya mba, blog mba m'bantu sy u/ bisa lebih tenang. Kalau boleh, bisa ga ksh sy info milis'x dr. Wati? Masih butuh pencerahan nih mba.
    Smoga pengalaman buruk qta ini bisa m'jadi pelajaran b'harga & tak t'ulang lagi pd anak2 qta berikut'x ya.. Salam sukses u/ smua'x..

    BalasHapus
  8. Ternyata saya tidak sendiri. Saya sedih karena gagal memberi asix. Tapi tugas ibu toh bukan hanya memberi asi saja. Daripada menyesali yang ada lebih baik mendidik dengan sebaik2nya.

    BalasHapus
  9. Ternyata yg bunda alami sm persis dg sy..mulai dr melhirkan lwt sesar sampai gagal mmberikan ASI eksklusif pada baby.pdhl produksi ASI sy melimpah ruah..tp baby tdk mau menghisap lgsg pd puting sy..krn mmg di RS yg prtma kli dikenalkan pd anak sy yaitu botol..ahirx sy pompa sy msukkan botol..tp cara itu lama2 bikin produksi asi sy seret.tetep positif thinking aja bunda..sy sll bs mghibur diri kalo ada yg nyindir2 saya yg dibilang anak sapi lah..anak gemuk berotot kyk ade rai lah..sy lgsg blg aj ke mereka..sp sih yg mau jd ibu non eksklusif.yg stiap saat mesti ngerebus botol.malem2 ngaduk sambil ngantuk2 klo baby lg kehausan.udah gak usah mikirin org yg gagal mmberikan asi.toh pasti semua ibu jg gak mau kerepotan nyiapin sufor dan pasti semua ibu sdh berusaha agar bs menyusui wlpun tdk berhasil.klo mereka terus mengusik berarti mereka iri sm baby kita yg berisi..seharusx kn qt yg iri sm mereka knp malah sebalikx..brrti mereka dong yg pengen ngasih sufor.
    Pokokx liat anak sehat dan pinter itu yg terpenting bunda gak usah dengerin apa kt mereka..

    BalasHapus

Recent Comment